footerwidget1

Magetan

searchbox

Pariwisata%20Magetan

Latest Post

Budaya di Bojonegoro Kurang Terpublikasi

Written By Nugie Aloisio Dimitri on Sabtu, 02 Juni 2012 | 09.57

Mempunyai budaya yang tidak dimiliki daerah lain, seharusnya Bojonegoro menjadi daerah yang khas. Tapi sebaliknya, justru budaya yang dimiliki Bojojonegoro malah jarang terpublikasi sehingga masyarakat lokal malah tidak tahu adanya.

Sepuluh dari budaya yang ada di Jawa Timur, Bojonegoro mempunyai dua budaya yang tidak dimiliki daerah lain. Seperti yang disampaikan Pegiat Seni Bojonegoro, Aries Harijanto, yang akrab dipanggil Pak Dhe Uban, 
Disela mendatangi wokshop Pantomime di Kampus Stai Sunan Giri yang termasuk acara Dies Natalis teater Giri Bojonegoro.

Menurut Dhe Uban, dua budaya tersebut adalah Saminisme dan Mataraman. Dari wilayah Jawa Timur pedalaman, seperti Ngawi, Madiun, Magetan, Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk, Kediri, Jombang, dan Mojokerto banyak dipengaruhi nilai Mataraman itu, tidak ada yang memiliki ajaran Saminisme di wilayah lain.

"Dari budaya itu, Bojonegoro masih dipengaruhi dengan budaya mataram, seperti pada tuturnya yang lembut dan tradisi manten yang masih menggunakan seperti tradisi keraton," dia mencontohkan.

Paham Samin yang ada di Bojonegoro yang terkenal dengan budaya kesederhanaan, kebersamaan dan gotong royong ini malah belum tercover di Bojonegoro sendiri. Padahal ini budaya khas Bojonegoro. "Sebenarnya salah jika orang beranggapan bahwa Samin itu bodoh, mereka justru yang menanamkan kesederhanaan dan gotong royong yang kental," jelasnya.

Sepuluh budaya itu antara lain, pesisiran, yang ada di Tuban, Lamongan, Gresik. Surabayan, dengan budaya Arek, Madura Karapan Sapi, Osing di Banyuwangi, Malangan, Topeng Malang, Madura Pandalungan yang letaknya di tapal Kuda, Tengger di Gunung Bromo, Ponaragan, Reog Ponorogo dan Mataraman, yang ada di Madiun, Nganjuk, Ngawi, Serta Bojonegoro yang terkenal dengan bahasa yang alus, serta Samin, yang ada di Bojonegoro. [uuk/kun]


Sumber : Beritajatim.com

Sate Kelinci Jalan Tembus Mojosemi

Written By Nugie Aloisio Dimitri on Jumat, 01 Juni 2012 | 08.30

MagetanKita.com - Menikmati sate kelinci di kedai atau warung mungkin biasa. Namun, mencicipi lezatnya sate kelinci sambil melihat pemandangan indah Telaga Sarangan secara keseluruhan, rasanya luar biasa. Enaknya sate kelinci serasa lengkap dengan indahnya pemandangan Telaga Sarangan
Perlu tempat yang tepat untuk menikmati lezatnya Sate kelinci sambil melihat pemandangan Sarangan dari atas. Tidak salah lagi, kalau anda memilih Warung Lesehan Mbah Sukir.

Warung lesehan Mbah Sukir berada di bagian tengah deretan warung-warung lesehan yang ada di Jalan Tembus Sarangan. Di warung cat merah tersebut, anda bisa menikmati lezatnya sate kelinci dengan view indahnya Sarangan dari atas.

“Selain satenya yang lezat, ada hal yang berbeda kalau menyantap sate kelinci di sini, kita bisa melihat pemandangan Sarangan dari atas, indah dan nikmat,” ujar Bowo, salah satu pengunjung yang ditemui di Warung Mbah Sukir, Minggu, (30/1).

Memang di tempat tersebut, sangat representatif untuk para wisatawan yang ingin melihat Sarangan secara keseluruhan, termasuk bagi para pegila foto, yang ingin mengabadikan Telaga Sarangan dari jauh.
“Kalau kelincinya sih biasa, tapi bumbu satenya yang buat luar biasa,” ujar Ibu Nova, pemilik warung. Menurutnya, pengunjung yang mampir ke warungnya, rata-rata memesan sate kelinci. “Selain memang menjadi cirri khas sarangan, sate kelinci itu lebih sehat, karena non kolestrol,” papar istri Bapak Sukir ini.

Untuk menikmati lezatnya Sate plus pemandangan indah Sarangan, anda tidak perlu merogoh kantong dalam-dalam, cukup Rp 10.000 anda bisa menikmati satu porsi sate kelinci yang berisi 15 tusuk sate plus lontong.
“Sehari rata-rata 15 porsi, kalau lagi rame liburan bisa-bisa 30 porsi lebih,” ujar perempuan yang sudah menjalani usaha warung sate kelinci semenjak tahun 2000 lalu.

Selain sate kelinci, warung lesehan yang juga dijuluki ‘Lesehan Nova’ itu juga menyediakan menu sate ayam, dan aneka minuman lengkap. “Pokoknya, dijamin puas, nikmat dan murah,” tuturnya promosi.ram

 

Memulai Agrowisata Pamelo

Magetan - Sekitar 300 siswa SMP Negeri 2 Taman, Sidoarjo tampak sibuk mencatat penjelasan Ketua Asosiasi Petani Pamelo Magetan, Sudino. Penjelasan tentang cara menanam Jeruk Pamelo. Mulai dari pengolahan tanah, penyediaan pupuk, hingga menempatkan bibit yang daunnya harus menghadap Timur.
“Proses asimilasi berjalan baik jika daun tanaman jeruk menghadap ke matahari,” kata Sudino, Minggu (23/5).
Siswa kelas 1 SMP itu sedang mengadakan study tour. Belajar sambil rekreasi.
Di Magetan, mereka mengunjungi Lingkungan Industri Kecil (LIK) untuk belajar proses penyamakan kulit hingga produksi kerajinan kulit yang berpusat di Jalan Sawo.
“Melalui kegiatan seperti ini siswa tak hanya menerima teori, tapi juga bisa langsung praktik. Selain itu, siswa juga bisa refreshing,” kata kepala SMP 2 Taman, Sidoarjo, Saiful Amin.
Kunjungan ratusan siswa dari luar Kota Magetan itu tak ujug-ujug terjadi. Sudino mengaku sering menghadiri berbagai pameran produk pertanian dan mengenalkan Jeruk Pamelo ke ‘dunia luar’.
“Saya sudah hampir 20 tahun bergelut di perjerukan ini. Kendalanya tetap memasarkannnya karena, pemerintah daerah sepertinya tak melakukan pembinaan soal itu secara kontinyu,” jelas Petani asal Desa Bandar, Sukomoro, itu.
Upaya Sudino dan terkenalnya Jeruk Pamelo sebagai produk unggulan Magetan, berbuah manis. “Salah satu agen travel menghubungi saya untuk menyusun konsep agrowisata karena ada klien dari kalangan dunia pendidikan,” kenangnya.
Melalui upaya sendiri, lahir kegiatan agrowisata kali pertama di lahan setengah hektar milik Sudino.
“Semua puas. Semoga ini awal yang baik untuk pengembangan agrowisata pamelo,” tambah Sudino.
Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian. Aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Perpaduan wisata dan penjualan hasil pertanian ini menjadi andalan kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Malang.
Agrowisata pamelo memiliki potensi yang besar. Konsep ini sekaligus memecah kebuntuan pemasaran yang dihadapi Petani Pamelo. Populasi Pamelo mencapai hampir 600 ribu pohon dengan omzet sekitar Rp. 50 Milyar per tahun.
Sudino telah merintis jalannya. Dan, para siswa SMP itu menyerbu kebun jeruk untuk mencari buah yang dianggap masak untuk dipetik. Sebagian sampai perlu memanjat pohon untuk membawa 'Sri Nona' pulang.

 

Sendang Teleng Desa Sundul

Sendang Teleng adalah salah satu sendang yang ada di Desa Sundul.  Sendang Teleng merupakan sebuah sumber air yang yang dulu sangat besar. Air yang mengalir dari dalam tanah sangatlah deras. Apabila orang masuk ke pusat sumber airnya, akan terangkat keatas kembali karena begitu kuatnya arus air yang keluat dari dalam tanah.

Seiring perjalanan waktu dan masa, kini sumber air Sendang Teleng semakin mengecil, dan sekarang ini walau masih tersisa tetapi sumber airnya sangatlah kecil.
 
Sekitar sendang teleng ditumbuhi pohon - pohon jambu ( maaf kalau saya tidak tahu jenis  jambunya ) yang sangat rindang sehingga udaranya sangat sejuk dan sering dijadikan tempat istirahat bagi orang yang baru turun dari gunung Bancak.
 
Di tengah Sendang Teleng ada pohon yang bernama pohon Sotok.


Konon cerita dahulu kala pohon tersebut sangat tinggi sekali sampai sampai orang menyebutkan pohon tersebut sampai ke langit ( Sundul Langit ). Cerita itu jugalah yang dijadikan dasar bahwa daerah  barat gunung Bancak di namakan Desa Sundul.

Dahulu Sendang teleng sering di kunjungi oleh anak anak Desa Sundul dan sekitarnya hanya untuk mandi dan juga sekedar mensantai. Tetapi sekarang ini keramaian Sendang Teleng hanyalah sebuah cerita masa kecil.

Tempat tempat mandi yang dahulu di digunakan untuk mandi penduduk sekitar dan orang yang lewat di situ, sudah terlantar dan tidak terawat lagi.

Untuk teman teman dan saudara saudara yang dahulu sering bermain di Sendang Teleng, semoga postingan ini bisa menjadikan obat kangen tentang Desa Sundul dan Masa  masa kecil yang sangat indah di Desa Sundul
Salam dari Desa Sundul
By : SlaS
 
Sumber : soendoel

Bubur Pecel Magetan Rasa Sensasional

Sensasional. Tak berlebihan jika saya katakan begitu. Ini pengalaman pertama saya makan bubur pecel. Ada bubur berbasis sayuran paling terkenal, bubur Manado alias Tinutuan. Namun rasa bubur pecel ini sungguh sensasional. Sungguh saya tak menyangka akan menemukan makanan yang enak sekali pagi itu. Memang menjadi kebiasaan saya mencoba masakan khas daerah tertentu. Sekira pukul 06:30, selepas mengunjungi Candi Sadon. Candi peninggalan zaman Hindu dapat dilihat dari yoni dan lingga yang merupakan ciri candi Hindu. Candi Sadon terletak hanya beberapa kilometer di luar pusat kota Magetan. Kota Magetan yang berada di lereng dan lembah Gunung Lawu memang sejuk. Kota ini juga bersih dan teratur. Kota wisata yang dekat dengan Magetan adalah Cemoro Lawang tempat Telaga Sarangan berada.

Dalam perjalanan menyusuri Kota Magetan dari arah Maospati, Madiun, saya mencari makanan khas Magetan yang sekiranya unik. Beberapa makanan saya tengok di sepanjang jalan menuju ke arah Cemoro Lawang. Akhirnya saya pilih satu tempat makan, tepatnya di Jalan Raya Telaga Sarangan - Plaosan saya singgah di Warung Makan Lumintu. Berbagai menu sarapan pagi tersedia. Pilihan jatuh pada bubur. Selain makanan ini ringan yang cocok untuk sarapan pagi, saya tertarik pada sayur lodeh khas kampung. Sayur lodeh itu berisi sayuran dan tempe. Masakannya tidak terlalu kental dengan santan.

Sekilas biasa saja bubur itu. Pemilik warung menawarkan saya makan bubur pecel. Saya memang paling senang mencoba hal baru. Baiklah. Jadilah bubur itu diberi sayur semacam lodeh bersantan ringan, ditambah dengan sayuran sawi dan daun uban ramban - sejenis sayur berupa rumput yang tumbuh sebagai gulma di sawah. Bubur itu ditambah lagi trancam berisi irisan kecil ketimun, bawang merah dan daun seledri, membuat bubur ini serasa segar dan enak. Terlebih lagi tempe goreng hangat khas Magetan disajikan mendampingi bubur pecel. Selain itu kerupuk karah atau legendar menemani bubur pecel Magetan ini. Sungguh nikmat dan rasanya sangat pas untuk sarapan pagi di kota yang berhawa sejuk itu.

Selain itu, nasi pecel dengan aneka lauk disajikan dan lagi-lagi masakannya terasa enak. Biasanya di Jawa banyak makanan yang cenderung manis. Namun masakan di warung ini tidak dominan manis. Sungguh cocok dinikmati secara umum. Selamat mencoba masakan khas Magetan ini. Dijamin enak. Harganya pun sangat murah.
 
Sumber : kompasiana.com

Disperindag Ciptakan Generasi Penyanding

Batik sidomukti adalah salah satu produk unggulan dari Kabupaten Magetan. Di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan terdapat 3 pengusaha perajin Batik, dengan jumlah perajin batik 70. Batik sidomukt sudah diberedar di Indonesia di sejumlah Kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan di luar Jawa seperti Kalimatan dan Sumatra bahkan batik Sidomukti sudah di kenal di luar negeri seperti Malasiya dan singapura.

Untuk melestarikan dan mengembangkan batik sidomukti Pemerintah Kabupaten Magetan mengelar pelatihan batik kepada generasi muda, di harapakan kedepan dalam pelatihan ini bisa untuk meningkatkan (SDM) Sumber Daya Manusia.” Selama ini, batik Sidomukti pelaku batik(Nyanding) sudah usia lanjut, maka tujuan dari pelatihan ini di khususkan bagi lebih usai muda,”ujar Venly Tomi Nicolas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Magetan.

“selain itu, tujuan pemkab terkait pelatihan di harapkan pada generasi penerus lebih pandai atau bisa di katakan akan lebih kreatif dalam membatik (nyanding), sehingga di harapkan akan menghasilkan kuwalitas maupun kwutitas batik yang lebih baik dari pada sekarang,”jelasnya kepada magetankumandang.com

Sementara itu, tujuan Pemkab Magetan untuk mengurangi angka pengangguran dan menciptkan generasi yang lebih kreatif dan berpola pikir maju guna membangun Magetan khususnya batik khas buatan Magetan.
 

Desa Sundul Sumur Artetis

Kecamatan Parang adalah bagian dari wilayah Kabupaten Magetan yang berada paling selatan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Kecamatan Parang sangat terkenal dengan dataran yang bergelombang sesuai dengan namanya PARANG yang katanya maksudnya Lempare Arang arang ( tanah yang rata sangat jarang ).
 
Desa Sundul adalah desa di wilayah kecamatan Parang. Walau Desa Sundul termasuk wilayah Kecamatan Parang yang terkesan tandus, tetapi Desa Sundul sangatlah beda dari desa lainnya di wilayah Kecamatan Parang.
 
Desa Sundul banyak ditemukan sumber air. Kalau desa lainnya mendapatkan air dari sumur gali yang kedalamannya bisa mencapai 30 sampai 50 meter, tetapi Kebutuhan air Desa Sundul dapat tercukupi dengan banyaknya sumber air tersebut.

Sekitar 10 tahun terakhir masyarakat Desa Sundul semakin dimudahkan dengan keberadaan sumur artetis.
Sebagian daerah Desa Sundul apabila tanahnya di bor dengan kedalaman sekitar 30 m akan mengeluarkan air yang sangat besar dan bisa diangkat sampai 1,5 meter diatas tanah. Seperti pada gambar di samping, air tersebut keluar sendiri dari dalam tanah tanpa bantuan alat pompa.
 
Di desa Sundul sendiri ada lebih dari 50 sumur Artetis yang biasanya 1 sumur dibagi untuk 5 atau 6 keluarga.

Gambaran struktur lapisan tanah Desa Sundul

Bagian tanah paling atas adalah tanah lunak ( endut/rawa ) yang tebalnya antara 25 - 30 meter. Lapisan di bawahnya adalah lapisan batu keras yang ketebalannya sekitar 3 meter. Dari lapisan bawah batu tersebut sumber air berada.

Uji laboratorium

Air dari sumur artetis di Desa Sundul pernah di uji di laboratorium oleh beberapa anak daerah yang sekarang sudah jadi dokter Kota Solo dan Kota Surabaya. Dan juga pernak diuji oleh kelompok kelompok mahasiswa. Dan hasilnya bahwa air yang berasal dari sumur artetis Desa Sundul sangat sehat dan sangat layak di konsumsi langsung. Kadar minerah yang terkandung di dalamnya hampir setara dengan air minum kemasan mark Aqua.

Tambahan dari Anmint : Selama ada sumur Artetis tersebut untuk minum sehari hari tidak pernah munum air yang direbus. Jadi minum air yang diambil langsung dari sumur tersebut.

Sumber : soendoel

Trending Template

Serba%20Serbi
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sumber Berita Magetan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger